1. Pelatihan Sebelum Diadakan Tes
Tidak bisa dimungkiri lagi kalau alasan orang
Indonesia membuat SIM adalah takut dengan polisi. Bukan untuk melengkapi
prasyarat sebelum melakukan perjalanan di jalan raya. Akhirnya banyak
masyarakat selalu menghindari jalur operasi pemeriksaan agar aman. Aksi seperti
ini sebenarnya tidak benar dan bisa menyebabkan gangguan di jalan raya.
Pelatihan sebelum diadakan tes
[image source]
Sementara di
Indonesia masih ribut dengan kucing-kucingan dengan polisi. Di Dubai justru
penduduknya mulai sadar dengan keselamatan di jalan. Bahkan, ekspatriat yang
bekerja di sana pun juga melakukan hal yang sama dengan melakukan pengurusan
SIM dengan persyaratan yang panjang namun jelas.
Siapa saja yang ingin mendapatkan SIM dari Dubai harus
melakukan pertemuan sebanyak 8 kali. Dalam pertemuan ini, seseorang akan diberi
dasar-dasar pengetahuan tentang jalan raya, menyetir (mobil/motor), dan keselamatan
di jalan raya. Semua orang termasuk ekspatriat yang telah memiliki SIM di
negaranya.
2. Tes Tertulis dari Pengetahuan
yang Telah Diberikan
Masih ingat dengan kartun Spongebob yang selalu ikut
ke sekolah SIM namun selalu gagal baik pada tes tulis dan praktik? Di Dubai
sistemnya nyaris sama seperti yang terjadi di Bikini Bottom. Siapa saja yang
ingin mendapatkan SIM harus sekolah dahulu baru melakukan ujian tulis yang
berisi banyak pengetahuan seputar jalan raya dan cara menyetir dengan baik dan
benar.
Tes Tertulis [image source]
Mereka yang
sudah memiliki SIM di negaranya, harus ikut juga dalam tes tulis ini. Hal ini
dilakukan karena bisa saja pengetahuan dan juga rambu lalu-lintas di Dubai
berbeda di negara asal para pekerja atau pendatang itu.
3. Tes Praktik di Lapangan yang
Penting
Tes praktik adalah sesuatu yang penting dan wajib
dijalani oleh siapa saja. Semakin pandai seseorang dalam menjalankan kendaraan,
maka dia akan cepat lulus. Bahkan biaya yang dihabiskan untuk tes praktik ini
akan sangat kecil dan tidak membebani anggaran yang dimiliki. Kalau yang ikut tes
tidak bisa menjalankan kendaraan dengan baik, mereka hanya akan buang-buang
untuk sebuah kegagalan.
Tes Praktik di Lapangan [image source]
Di Dubai,
SIM baru akan diberikan kalau seseorang telah mahir mengendarai kendaraan
bermotor.
4. Biaya yang Harus Dikeluarkan
Biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan di
Indonesia bervariasi. Untuk kendaraan berat atau roda empat, biaya PNBP yang
dibutuhkan sekitar Rp. 120.000,00 dan untuk sepeda motor sekitar Rp. 100.000,00.
Biaya SIM [image source]
Di Dubai,
biaya pembuatan SIM sangat mahal jika dibandingkan dengan Indonesia. Biaya
untuk pertemuan atau belajar sebelum tes dipatok sekitar Rp3 juta. Sekali tes
tulis, pelamar SIM akan dikenai tarif sekitar Rp200.000,00. Bagi mereka yang
belum pernah tes praktik, satu kali tes praktik berkisar antara Rp2,4-8,2 juta.
Jadi bisa dibayangkan kalau mengurus SIM di sana bisa memakan biaya hingga Rp12
juta, itu pun belum tentu lulus.
Inilah perbedaan kepengurusan SIM yang ada di
Indonesia dan Dubai. Bagaimana, masih mau males-malesan mengurus SIM? Masih
mending bayar ratusan ribu daripada belasan juta, kan?
Sumber: https://www.boombastis.com/pembuatan-sim-dubai/82865
Untuk lebih detail silahkan kunjungi https://www.yosintaparuruk.com/perjalanan-panjang-mahal-dan-menguras-energi-untuk-mengurus-surat-izin-mengemudi-sim-dubai/?unapproved=271&moderation-hash=1e8a878f61a16a52361635ed1737ab35#comment-271